Dikutip dari Kajian
Tematik “Bersyukur Menambah Kenikmatan” oleh Ustad Sarjono di GSG Winteq.
Salah satu bukti kita
bersyukur atas nikmat dari Allah adalah kita menggunakan nikmat untuk menuntut
ilmu. Begitu pentingnya ilmu, saat kita memiliki ilmu kita perlu mengamalkan
,mendakwahkan dan membaginya dengan yang lain, dan yang paling utama adalah
istiqomah dengan ilmu tersebut. Kebutuhan seseorang atas kebutuhan makan dan
minum tidak sebanding dengan kebutuhan hatinya akan ilmu. Matinya hati ialah
ketika ia melihat kebaikan namun mereka menolaknya. Hati ketika tidak ada ilmu
maka hati akan mati. Jangan mengambil ilmu kecuali dari :
1 .
Perkataan Allah
2 .
Perkataan Rasulullah
3 .
Perkataan Para Sahabat Rasulullah
Dalam menuntut ambillah
ilmu dari Hadits Mutawatir, yaitu hadits yang banyak sumbernya bukan hadits
maudzu hadits yang meragukan dan cenderung palsu. Bersyukur tidak bisa
dipisahkan dengan kesabaran. Bersyukur dan bersabar merupakan ibadah hati.
Bersyukur dan bersabar merupakan salah satu cara kita untuk beriman kepada
Allah. Apa itu Iman ? Iman adalah antara perkataan dan perbuatan. Perkataan
iman adalah perkataan lisan dan perkataan hati, sedangkan perbuatan iman adalah
perbuatan anggota bada dan perbuatan hati. Ikhlas, bersyukur, bersabar, takut
kepada Allah merupakan ibadah hati. Jadi jika orang yang bersyukur secara lisan
dia mengucapkan Alhamdulillah namun tidak ada yang diperbuat dijalan Allah maka
belum bisa dikatan bersyukur.
Syukur berasal dari kata
syakaro yang artinya mengungkapkan dengan senang dan ridho, lawan dari syukur
adalah kufur yang artinya tertutup. Kufur dengan kafir berbeda, jika kufur
adalah perbuatannya, kafir adalah orangnya. Syukur artinya menerima nikmat
dengan ucapan, perbuatan dan niat, lalu dia memuji dzat yang memberi nikmat
tersebut dengan lisan dan meyakini bahwa hanya Allah lah yang memberi nikmat
tersebut, jika diringkas syukur adalah mengungkapkan pujian kepada Allah,
meyakini nikmat berasalnya dari Allah dan mengaplikasikannya dengan Ibadah.
Ibnul Qayyim menyembutkan bahwa syukur dibangun atas 5 prinsip :
1 .
Tunduk kepada Allah
2 .
Kecintaan kepada Allah
3 .
Mengakui nikmat tersebut dengan ucapan
4 .
Mengakui nikmat tersebut dengan
keyakinan
5 .
Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk kemaksiatan
Bersyukur telah
dijelaskan pada Surat Ibrahim ayat 7 :
Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Ketika kita bersyukur
maka Allah akan menambah dengan nikmat-nikmat yang lain, jika kita kufur maka
Allah akan mengazab kita dengan azab yang pedih. Syukur itu tidak harus
menunggu, tidak harus menerima nikmat baru bersyukur, bersyukur atas apa yang
ada saat ini. Bersyukurlah terlebih dahulu baru Allah akan menambah kenikmatan
dan kebaikan yang lainnya. Berkah itu adalah kebaikan yang tidak putus-putus.
Jadi saat kita memperoleh kebaikan maka itu adalah salahsatu kenikmatan dan
keberkahan dari Allah. Hendaklah juga berprilaku Zuhud seperti Abdurahman bin
Auf. Zuhud itu bukan orang yang miskin, zuhud adalah orang yang merasa cukup
dengan pemberian Allah.
No comments:
Post a Comment