Di kutip dari rekaman kajian Oleh : Al-Ustadz Qomar Su'aidy Lc.
Jika terdapat tulisan yang salah, maka kesalahan datangnya dari saya sebagai penulis.
Untaian doa yang diajarkan Rasulullah
Marilah kita berMuzakarah (salim mengingatkan) ilmu yang diwariskan Rasulullah. Rasulullah berdoa "Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina". Sesungguhnya aku memohon kepadamu pentunjuk dan ketaqwaan, untuk menjaga kehormatan dan merasa cukup. Doa ini merupakan doa yang diajarkan Rasulullah kepada kita. Doa yang Rasulullah ajarkan adalah doa yang simple namun bermakna padat dan dalam. Dan itu juga menjadi suatu ciri Rasulullah yang selalu berkata simple dan bermakna luas dan dalam. Makna doa ini adalah :
1. Al huda
Al-Huda berarti petunjuk yang bermakna ilmu yang bermanfaat. Allah menyebutkan bahwa Al-Quran adalah petunjuk untuk mengarungi kehidupan ini. Al-Quran sebagai Huda (petunjuk) dan ilmu. Seseorang akan mendapat kejelasan apa yang harus dia tempuh dalam menjalani kehidupan ini dan dia akan dapat membedakan mana yang haq dan batil, mana yang taauhid dan syirik, mana yang di ridhoi dan tidak di ridhoi Allah. Sesungguhnya Al-Quran memberi petunjuk kepada yang paling lurus. Dengan seseorang memohon Al-Huda kepada Allah maka dia akan mengetahui kebenaran untuk dilakukan kemudian dan akan mengetahui kebatilan untuk dijauhi.
2. At-Tuqo
Attuqo maknanya adalah amal yang saleh. Seseorang memohon kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan amal yang shaleh. Ilmu tanpa amal maka akan menjadi malapetaka, ilmu tanpa amal saleh maka akan menjadi ilmu yg tidak bermanfaat. Syarat ilmu yang bermanfaat adalah beramal saleh dengan ilmu tersebut. Begitupula amal tanpa ilmu akan menjadi malapetaka dan menjadi kesesatan. Seperti pada ayat Surat Alfatihah "Ihdinash shirathal mustaqim" tunjukkanlah aku jalan yang lurus. Dengan apa kita mengetahui jalan yang lurus?, yaitu dengan ilmu. "Shirathalladzina an’amta ‘alaihim" yaitu jalan atas orang-orang yang telah engkau beri kenikmat kepadanya. Siapa orang-orang yang telah Allah beri nikmat ? Yaitu Nabi, Siddiqin (orang2 yang membenarkan iman), syuhada, dan orang-orang shaleh jalan mereka orang-orang baik, jalan2 Al-Quran dan As-Sunnah, jalan yang membawa ke Jannah. "ghairil maghdhubi ‘alaihim wa ladh dhaalliin" bukan orang-orang yang dimurkai. Siapa yang dimurkai ? Yaitu orang-orang yahudi. Orang-orang yahudi punya ilmu dan pengetahuan namun tidak mengamalkannya. Dan bukan orang-orang yang sesat. Siapa yang sesat? Yaitu orang-orang Nasrani. Mereka sesat karena beramal namun mereka tidak berilmu. Sehingga ilmu dan amal harus senantiasa berjalan bersamaan. Ilmu tanpa amal akan menimbulkan kemurkaan dari Allah, dan amal tanpa ilmu merupakan kesesatan. Oleh karena itu Nabi mengajarkan untuk memohon kepada Allah untuk Al Huda dan AtTuqo Petunjuk dan amal shaleh.
3. Al-'Afaf
Al'afaf yaitu menjaga kehormatan dengan tidak bergantung ke selain Allah. Seseorang senantiasa bergantung kepada Allah. Mereka yang minta-minta kepada manusia tidak menjaga kehormatannya karena menggantungkan kehidupannya kepada manusia. Mereka terhina karena tangan mereka berada dibawan menadah menunggu pemberian manusia. Allah akan mengancam orang yang seperti itu. Meminta-minta merupakan sesuatu yang aib dan tercela dalam islam. Disebutkan di hadis Rasulullah bahwa yang meminta-minta seperti mencakar muka sendiri. Dan disebutkannya pada hari kiamat tidak akan memiliki muka yang bagus karena daging-dagingnya tercakar. Orang yang kaya namun berasal dari meminta maka termasuk orang yang terhina. Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal bagi orang yang mampu dan memiliki kekuatan untuk bekerja. Seandainya ada orang yang sangat membutuhkan namun tidak meminta-minta maka dia termasuk orang yang dipuji. Siapa yang berusaha memiliki sifat ihfa (melatih diri untuk tidak meminta kepada orang lain dan selalu berusaha) maka merupakan orang yang terpuji. Sebaik-baiknya penghasilan adalah hasil pekerjaan sendiri, bukan dari meminta-minta. Nabi Daud sebagai contoh seorang raja dan nabi yang sangat mudah untuk diam dan berpangku tangan untuk mendapatkan penghasilan, namun beliau tetap bekerja untuk mendapatkan penghasilannya. Maka jika nabi dan seorang raja saja tidak bergantung kepada orang lain, kitapun harus selalu berusaha menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta.
4. Al Ghina
Ghina adalah merasa cukup dengan pemberian Allah. Pada hakikatnya al-ghina adalah kekayaan yang hakiki, seseorang yang memiliki sifat ghina dan qanaah. Sesungguhnya kekayaan yang aqiqi adalah sifat ghina pada diri seseorang dan merasa cukup dengan yang Allah berikan. Kekayaan haqiqi bukanlah kekayaan yang memiliki banyak harta dan benda. Mereka yang memiliki banyak harta benda namun masih rakus dan berambisi maka sesungguhnya dia bukan termasuk orang yang kaya. Seandainya bani adam punya 2 lembah emas, maka seseorang akan ingin memiliki yang ketiga, karena berambisi terhadap harta. Dalam pandangan islam orang seperti itu adalah orang miskin karena selalu merasa kurang. Rasulullah mengingatkan kita bahwa sifat qanaah menjadi ketentraman bagi seorang muslim. Siapa yang di pagi harinya mendapat keamaan, tidak memperoleh ancaman, dan badannya sehat dan dihari itu makanan pokoknya tercukupi. Maka orang itu adalah orang yang seolah-olah memperoleh dunia seluruhnya. Apa artinya kekayaan yang dia memiliki tetapi dia sakit tidak dinikmati, atau pun tidak tentram. Orang yang tidak qanaah tidak akan cukup dengan 3 hal yang disebutkan tadi.
Orang-orang sangat memerlukan ilmunya dan tidak memerlukan dunia, orang yang menjaga kehormatannya dengan tidak meminta. Rasulullah ditanya "Wahai Rasulullah tunjukkan aku suatu amalan yang jika aku mengamalkannya Allah akan mencintai aku dan manusia juga", jawaban Rasulullah "Zuhudlah(menghindari hal-hal yang bersifat keduniaan) kepada Dunia dengan merasa cukup terhadap dunia, miliki sifat qanaah niscayavAllah akan mencintai kamu. Dan janganlah kamu meminta-minta kepada manusia agar kamu dicintai Manusia"
Maka dari itu dari doa tersebut kita mengambil pelajaran bagaimana pentingnya doa. Dan hendaklah kita mencontoh doa yang dicontohkan Rasulullah.
No comments:
Post a Comment