Assalamualaikum,
Ya saya coba share contoh teks khutbah jumat yang saya tulis sendiri dari berbagai kajian. Namun teks khutbah Jumat ini belum pernah saya khutbahkan, ini saya persiapkan jika suatu saat di kantor saya Imam tidak hadir, jadi harus disiapkan lebih dini. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan dalam contoh teks khutbah dibawah ini. Tema Khutbah Jumat dibawah ini adalah Meneladani Para Sahabat
Assalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.
Ikhwani fiddin ‘azza kumullah, kaum
muslimin sidang jumat yang berbahagia.
Pada kesempatan kali ini saya mengambil
tema tentang pentingnya meneladani para sahabat Rasulullah. Dikatakan oleh
Abdullah bin Mas’ud ra. “Barang siapa yang ingin mengambil teladan atau ukhwah
panutan yang baik, hendaklah mengambil dari mereka yang telah wafat”. Siapa
yang telah wafat ? Jawabannya : Sahabat-sahabat Rasulullah yang lebih dulu
(sabiqin). Seorang yang telah dijamin oleh Allah dan RasulNya itulah para
sahabat. Adapun orang-orang yang hidup kita tidak tau apa yang akan terjadi
besok . Karena yang namanya hati (Qulub) didua jemari Allah Subhanu Wa Ta’ala.
Digenggaman Allah, Dia bolak-balikkan sekehendaknya, artinya belum tentu, yang
namanya Qulub seperti air yang mendidih, bergejolak terus menerus, bahkan lebih
dahsyat dari mendidihnya air. AlQulub bergejolak terus, dan itulah mengapa
alqulub dinamakan alqolbu, dari kata qalaba yang artinya berbolak-balik. Hari
ini sedang tinggi imannya, besok mungkin sudah turun imannya. Maka nanti suatu
saat akan datang fitnah yang dahsyat. Yang seorang kata Nabi pagi masih mukmin,
sore sudah kafir, sore mukmin, pagi sudah kafir. Menjual agamanya dengan
perhiasan dunia.
Kaum
muslimin rahimakumullah
Siapa yang ingin mengambil teladan ?
Ambillah yang telah wafat diatas haq dan kebenaran artinya sudah ketauan istiqamahnya
sampai mati. Merekalah sahabat-sahabat Rasulullah Shallahu’alaihi Wasallam yang
wafat atas dipersaksikan Rasulullah bahwa mereka mukminun dan khairun nas
(sebaik-baik manusia). “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian
berikutnya, dan berikutnya” kata Rasulullah. Kebaikan para sahabat mencakup
seluruhnya, amalan, metode dan cara dalam memahami. Kebaikan mereka mengalahkan
kebaikan dari generasi-generasi setelahnya. Banyak keutamaan para sahabat yang
dituliskan di Al-Qur’an, contohnya Surat At-Taubah ayat 100, Allah berfirman :
Dari
surat tersebut ada 3 golongan yang Allah ridhoi :
1.
As-Sabiqun
al-Awwalun, adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/memeluk islam.
2.
Kaum
Muhajirin dan Anshor
Muhajirin adalah
orang-orang yang berhijrah dari Mekah ke Madinah. Sementara orang-orang Anshar
adalah penduduk Madinah yang memberi pertolongan kepada orang-orang Muhajirin.
Mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah
3.
Dan
yang mengikuti mereka dengan ihsan (sempurna dan baik)
Maka Allah meridhoi mereka, dan mereka
Ridho kepada Allah. Keutamaan generasi sahabat Rasulullah ialah mereka mersakan
suka dan duka bersama Rasulullah dalam berdakwah, mereka telah istiqomah dan
teguh pada Islam. Mereka para sahabat adalah yang paling baik hatinya, paling
dalam pemahaman ilmunya dan paling sedikit kekeliruannya. Rasulullah
menganjurkan umatnya untuk kembali kepada para sahabat. Dari riwayat Abu Dawud
berkata “Pesan Rasulullah yang pada saat itu banyak berbagai perselisihan
diantara umatnya, Nabi mewasiatkan kepada kita kaum muslimin Wajib bagi kalian,
para muslimin berpegang teguh pada sunahku, sunnah Khulafaur Rasyidin (para
pemimpin yang menggantikan Rasulullah, yang berada di atas jalan yang lurus dan
mendapatkan petunjuk). Berpegang teguhlah pada sunah mereka dan gigitlah dengan
gigi geraham sekuat-kuatnya”. Lalu Dari Abdullah bin ‘Amr yang diriwayatkan
oleh at-Tarmidzi “Rasulullah menjelaskan tentang perpecahan yang terjadi pada
umatnya kelak “Akan berpecah umatku menjadi 73 golongan, semua golongan diancam
dengan neraka, kecuali 1 golongan yaitu golongan yang berjalan diatas jalanku
dan jalannya sahabat”. Selalu digandengankan para sahabat karena metode islam
dan pemahaman para sahabat adalah yang dianjurkan Rasulullah. Penting bagi kita
untuk memahami bagaimana sikap para sahabat dalam beraqidah, memahami tauhid
dan dalam mengimani Allah.
Aqulu
qauli haza wa astaghfirullah aladzim washalallahu ala muhammadin wa ala alihi
waashabihi wassalama taslima katsiro.
(turun
dan diam sejenak)
Alhamdulillah,
Alhamdulillahilladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiyalaula an hadanallah.
Kaum
muslimin rahimakumullah
Ulamanya para ulama, kiayinya para kiayi
yang paling alim (ahli ilmu) adalah para sahabat. Mengapa demikian ? Karena
mereka murid-murid langsung Rasulullah. Gurunya langsung Rasulullah yang
mengajar mereka, mengajarkan dengan lisan, dengan contoh perbuatan, mengajarkan
bersama dengan mengamalkan dalam bentuk praktek. Nabi mengajarkan dengan
perkataannya, perbuatannya dan persetujuannya. Allah mengatakan “Telah ada
untuk kalian pada diri Rasulullah contoh teladan yang baik”, maka ikutilah,
bagaimana mengikuti Rasulillah? teladanilah para sahabat, karena para sahabat
melihat langsung Rasulullah dan mengikutinya. Mereka hafal, mereka pegang dan
mereka sampaikan kepada para tab’in, dan para tabi’in menyampaikan pada para
tabi’it tabiin, dan para tabi’it tabi’in menyampaikannya kepada para imam, para
ulama, sampai kepada ulama yang kita kenal.
Aqulu qauli hadza wastaghfirullahu liy
wa lakum wali jamiil muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat al ahya
immin hum wal amwat. washalallahu ‘ala
muhammadin wa ‘ala alihi waashabihi wassalama tasliman katsiro.
Subhanakallahuma wabihamdik, asyhadu allaa ilaaha illa anra astaghfiruka wa
atuubu ilaik.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu.
Aqimis Sholah..
No comments:
Post a Comment